- Kulit. Kulit mengandung sekitar 200 genera bakteri yang berbeda, dengan jumlah yang berbeda-beda tergantung tipe kulit. Kulit dibagi menjadi tiga tipe, kulit yang kering, lembab, dan berminyak. Tiap tipe kulit mengandung bakteri normal yang berbeda. Kulit lembap banyak diisi oleh Corynebacteriadan Staphylococcus. Kulit yang kering banyak dtempati oleh bakteri Betaproteobacteria, Corynebacteria danFlavobacteriales.
- Mulut. Mulut merupakan bagian yang sangat dekat dengan hidung sehingga bila ada perubahan bau mulut bisa langsung tercium. Bau-bauan tertentu akan menginduksi bagian otak tertentu sehingga tubuh memberikan respon seperti muntah, marah, senang, tenang dan lain-lain. Di dalam mulut jumlah bakteri pun sangat berlimpah. Analisis metagenomik (yaitu analisa material genetik dari suatu lingkungan) menunjukkan bahwa jumlah spesies flora di mulut lebih dari 600 spesies. Jumlah ini mungkin lebih banyak dari fauna yang ada di kebung binatang. Taxa yang paling banyak antara lain Actinomyces (4%), Treponema (7,9%) Prevotella (8,9%), dan lain-lain. Tidak semua genus ditemukan di subjek percobaan, masih banyak genus lain yang ada di mulut dalam jumlah yang lebih kecil lagi. Bakteri di mulut berpotensi menghasilkan plak gigi dan karies.
- Plak. Plak awalnya hanya lapisan tipis air liur yang mengandung glikoprotein asam yang melapisi gigi yang dikolonosisasi oleh bakteri, terutama Streptococcus. Bakteri tersebut mampu berkolonisasi di lapisan tipis glikoprotein pada gigi. Ketika plak semakin tebal (makin tebal lapisan bakterinya) muncul bakteri-bakteri anaerob di dalam plak tersebut sehingga menyebabkan plak semakin tebal lagi. Kemudian, plak membuat “lingkungan” sendiri yang cocok untuk bakteri-bakteri di dalamnya yang berbeda dengan lingkungan rongga mulut sehingga bakteri tumbuh subur di dalam plak.
- Karies. Ketika plak makin subur, bakteri yang tinggal di sana menghasilkan asam organik lokal dengan konsentrasi tinggi dan menyebabkan dekalsifikasi enamel gigi (pengikisan kalsium pada lapisan gigi). Diet tinggi sukrosa seperti gula pasir bisa mempercepat karies gigi, salah satunya karena bakteri di sana bisa memfermentasi gula menjadi asam laktat. Asam laktat melarutkan Kalsium fosfat pada area plak, sedangkan matriks gigi yang berupa protein dihancurkan oleh protease (enzim yang mencerna protein) dari bakteri. S. mutans bisa menghasilkan dextran dengan bahan sukrosa, yang membuatnya menempel sangat kuat pada gigi.
- Saluran cerna (Gastrointestinal Tract). Di dalam saluran cerna hidup banyak sekali flora karena saluran cerna adalah salah satu bagian tubuh yang terekspos ke lingkungan luar . Total semua bakteri di saluran cerna adalah
bakteri. Saluran cerna manusia utama terdiri dari lambung, usus kecil, dan usus besar. Komposisi bakterinya bisa berbeda tergantung apa yang dimakan. Misalnya, orang yang banyak makan daging akan berbeda bakterinya dengan yang banyak makan sayuran (vegetarian).
- Lambung. Lambung memiliki derajat keasaman (pH) yang sangat asam (sekitar 2) sehingga lambung bisa jadi perintang (barrier) tubuh untuk menghindari bakteri yang masuk dari luar. Namun, ternyata masih saja ada bakteri yang hidup di sini. Dalam sebuah studi RNA ribosom bakteri, ditemukan ada beberapa taxa yang hiduo di lambung. Salah satunya, bakteri yang banyak menginfeksi manusia adalah Helicobacter pylori. Ia tinggal di dinding lambung, pada lapisan yang melindungi lambung dari asam. Pada individu yang lemah, bakteri tersebut bisa menyebabkan luka lambung.
- Usus kecil . Sepanjang usus, pH semakin tidak asam dan jumlah bakteri juga semakin banyak. Pada ujung usus kecil, jumlah bakteri mencapai
per gram meskipun kondisi oksigen yang dibutuhkan bakteri aerob semakin menurun.
- Usus besar. Usus besar atau kolon bisa kita sebut sebagai saluran fermentasi karena bakteri di sini sangat banyak sekali. Bakteri aerob fakultatif (bisa hidup dengan dan tanpa oksigen) menyerap oksigen yang masih bersisa dari hasil pencernaan membuat kondisi semakin anaerob, yang menguntungkan bakteri-bakteri anaerob obligat. Peran bakteri-bakteri ini antara lain, menghasilkan vitamin thiamine, riboflavin, pyridoxine, K, dan B12. Selain itu, mereka menghasilkan angin (flatus = kentut) berupa
,
, dan
, serta zat pencipta wewangian tak sedap seperti indole, skatole, asam butirat,
, dan
. Apakah sudah cukup sampai sini peran mereka? Ternyata tidak! Kenyataannya, bakteri-bakteri ini juga berperan mengaktifkan kembali asam empedu yang sudah dibuang sehingga bisa diserap lagi oleh usus. Feses mengandung bakteri yang sangat banyak, sekitar 1/3 massa feses adalah bakteri. Setiap kali bakteri terbuang, maka akan digantikan bakteri yang baru, dan begitu seterusnya.
- Saluran pernapasan. Saluran napas berhubungan langsung dengan udara luar, yang mengandung banyak sekali bakteri dan debris lainnya melayang-layang di udara. Akan tetapi, tak perlu khawatir, tubuh kita punya sistem yang hebat, yaitu mucus (lendir) yang melapisi saluran pencernaan, sehingga sebagian besar debris (kotoran) yang berukuran besar akan menempel di sana dan selanjutnya akan dibuang melalui mulut atau ditelan. Beberapa jenis bakteri bisa membuat koloni di saluran pernapasan atas (hidung, mulut, faring dan laring). Bakteri patogen seperti Staphylococcus aureus dan Streptococcus pneumoniae bisa berkolonisasi di sana. Namun demikian, selama jumlah bakteri baik (flora normal) masih banyak, bakteri patogen tak akan menghasilkan penyakit karena berlomba dalam hal sumber daya dan metabolisme.Sistem kekebalan tubuh bawaan dan adaptif (IgA) juga menghambat aktivitas patogen. Sementara itu, pada saluran napas bawah (trakea, bronkus, dan paru), normalnya tidak ada bakteri yang hidup di sana kecuali bakteri yang terbawa aliran udara ke dalam. Kalaupun ada, aliran udara sudah sangat melambat semakin ke dalam, lalu benda-benda kecil menempel di mucus pada dinding saluran napas. Dengan bantuan gerakan silia, mucus kemudian digerakkan ke arah luar. Hanya partikel dengan ukuran kurang dari 10 mikron bisa lewat sampai paru.
- Saluran Kencing. Pada saluran kencing yang sehat, baik pria dan wanita seharusnya memiliki ginjal dan kandung kemih yang steril. Sementara itu, saluran kencing bagian ujung (yang dekat dengan luar) memiliki kolonisasi bakteri aerob fakultatif gram negatif kokus dan basil. Patogen potensial (patogen yang ada tapi belum meyerang tubuh) juga bisa ditemukan dalam jumlah kecil. Bakteri-bakteri ini terbuang bersama aliran kencing ketika buang air. Pada perempuan, vagina menghasilkan glikogen. Lactobacillus acidophilusmengolah glikogen ini menjadi asam laktat sehingga menciptakan suasana vagina wanita yang sudah puber menjadi asam. Sebelum puber, pH vagina normal karena glikogen tidak dihasilkan. Ketika sudah menopause, flora normal yang ada di vagina kembali seperti saat sebelum puber (Staphylococci. Streptococci, diphteroid, E. coli).
sumber bacaan : Majalah1000Guru
Tidak ada komentar:
Posting Komentar